Sekitar 20 tahun yang lalu, terjadi perang berkecamuk di negara Checnya, yang menyebabkan puluhan warga sipil tak bersenjata dibantai oleh pasukan Russia. Berikut ini adalah rentetan sejarah dari perang Checnya.
Setelah Unisovet bubar, republik republik otonom yang berada dibawah kekuasan Russia hendak melepaskan diri dari Russia. Gerakan separatis terkuat terjadi di bumi Checnya. Republik tersebut memproklamasikan kemerdekaannya sebagai negara Checnya yang dipimpin oleh Dzokhar Dudayev. Ketika itu militer Russia mengadakan gencatan senjata dengan mujahidin checnya, namun militer Russia masih menyimpan senjata dan peralatan militer yang banyak di bumi Checnya. Pada 11 Desember 1994 pasukan Russia memasuki bumi Checnya dari arah utara, timur, dan barat. Namun Russia kewalahan dalam menghadapi perlawanan mujahidin Checnya, yang berhasil memukul mundur pasukan Russia. Perang Checnya-I berakhir pada bulan Agustus tahun 1996 saat Russia menarik seluruh pasukannya dari bumi Checnya, kemudian Russia melakukan gencatan senjata dengan Checnya. Gencatan hanya berlangsung selama tiga tahun, dan kemudian muncul lagi perang Checnya yang ke-II. Russia yang membuat Russia pula yang melanggar, milter Russia mulai memasuki ibu kota Checnya yakni Gronzy dan mulai melakukan pembantaian secara massal pada warga sipil. Baku tembak pun terus berlangsung menggunakan pesawat tempur dan artileri. Penghancuran kota yang sungguh mengerikan dalam sejarah. Berdasarkan peneliti perang, sebanyak 50.000 penduduk Gronzy tewas oleh militer Russia, sedangkan militer Russia kehilangan 5000 personilnya.