Ternyata Sasa Santan Kelapa sangat Mendukung Masakan Ala Perantau

Akhirnya tiba juga hari-hari yang bersejarah seperti hari ini. Saya termasuk orang yang terbiasa dengan masakan ibu di rumah. Jadi kalau dihadapkan dalam situasi harus memasak sendiri ya agak kalang-kabut. Untungnya ada Sasa santan kelapa. Saya yang kepikiran mau beli parutan langsung cancel niat itu. Pengertian juga Si Sasa, ya.

Tahun ini saya baru lulus SMA. Saya tidak keburu kuliah karena modal untuk ke sana tidak memadai. Mau tak mau saya harus mencari pengalaman lain dengan merantau ke Jakarta. Saya di kontrakan ini hidup sendirian. Jadi mau tidak mau apa-apa harus saya lakukan sendiri. Belajar mandiri. Seperti kata keluarga yang membawa saya ke mari.

Besok saya sudah mulai kerja dengan jadwal yang tetap. Ketika pertama saya diantar ke kontrakan ini langsung shock. Bagiamana tidak? Saya yang biasa tergantung orang tua tiba-tiba harus meng-handle kehidupan sendiri. Asli, semuanya serba sendiri. Salah satu yang paling saya hindari selama ini adalah kegiatan memasak.

Awalnya saya terpikir mau beli makanan di luar saja setiap hari. Tapi di Jakarta apa-apa serba mahal. Akhirnya untuk menekan biaya hidup, saya memasak sendiri. Lagi pula masakan hasil karya sendiri lebih sehat daripada jajan sembarang di luar. Semua orang pasti setuju itu. Kebetulan saya juga suka sekali sayuran bersantan daripada tumis.

Meskipun laki-laki, tidak apa-apa kan kalau saya memasak? Pasti keren kalau yang lihat itu cewek cakep. Hadeuh. Berkat adanya Sasa santan kelapa, saya tinggal menggunakannya saja. Tidak perlu pakai repot. Jujur, saya itu orangnya agak skeptis dengan iklan-iklan. Termasuk kalimat-kalimat yang tertulis di kemasan. Apa betul?

Tapi setelah saya buktikan sendiri rupanya betul. Rasa sayuran dengan santan cair kemasan Sasa ini sama segarnya dengan santan hasil parutan kelapa langsung. Jadinya saya punya 2 keuntungan sekaligus. Pertama, lebih praktis. Kedua, hemat biaya. Iya dong. Daripada beli kelapa bulat dan memarut sendiri. Tenaganya yang mahal.

Lagi pula saya sudah mengenal produk-produk Sasa dari zaman dahulu. Tepatnya saat masih kecil. Pasti kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Saya bertaruh kalau masa depan saya baik-baik saja dengan mengonsumsi sayuran bersantan kelapa cair produk Sasa ini. Tapi kalau dibandingkan dengan sayuran yang tidak jelas asal-usulnya, ya.

Kemarin ibu menelepon saya. Apa saya kangen dengan masakannya? Duh, ibu. Justru saya yang kangen sama ibu. Masakan ibu sudah tertanam dalam memoriku. Aih! Saya bilang kalau hidup di Jakarta baik-baik saja. Saya juga memasak sendiri. Ibu terkekeh ketika mendengar cerita saya. Biar saja. Suatu hari ibu juga akan saya masakin.

Saya juga bilang pada ibu kalau selama ini saya pakai santan kelapa cair produk Sasa. Saya menambahkan, “Tanpa santan itu mungkin saya tidak jadi masak sendiri.” Kekeh ibu semakin menjadi-jadi dan menyebut julukan lama saya sebagai “Bujang Santan”. Begitulah ibu. Dia selalu hangat bagaimanapun kondisi anaknya.

Saya juga bilang kalau santan ini bebas dari bahan pengawet. Biar ibu tidak khawatir. Soalnya ibu sangat peduli dengan kesehatan keluarga. Saya menambahkan, “Kalau ibu kangen saya, pakai saja Sasa Santan, Aslinya Santan yang tanpa pengawet. Cocok untuk semua jenis masakan kok.

Leave a Comment